Beranda » Kolam » Ukuran Kolam Lele 2000 Ekor, Cara Menghitung dan Merawat

Ukuran Kolam Lele 2000 Ekor, Cara Menghitung dan Merawat

Selain itu, lele juga memiliki nilai gizi yang tinggi, seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ternyata lele sangat mudah untuk dibudidayakan, akan tetapi semua itu terdapat perhitungan dari ukuran kolam lele, apakah 1000 ekor atau 2000 ekor.

Lele juga mudah dibudidayakan karena dapat hidup di berbagai kondisi air, termasuk air yang kurang bersih. Namun, untuk mendapatkan hasil yang optimal, kalian perlu memperhatikan beberapa hal penting dalam budidaya lele, salah satunya adalah ukuran kolam.

Ukuran kolam lele akan menentukan jumlah ikan yang dapat kalian tanam, kualitas air, dan pertumbuhan ikan. Jika lebar kolam terlalu kecil, ikan akan saling berebut ruang dan oksigen, sehingga dapat mengganggu kesehatan dan pertumbuhan ikan.

Jika ukuran kolam terlalu besar, kalian akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk perawatan dan pemberian pakan. Lalu, berapa ukuran kolam lele yang ideal untuk 2000 ekor ikan? Bagaimana cara menghitungnya? Simak ulasan lengkapnya telah Ternakle.com siapkan di bawah ini.

Ukuran Kolam Lele 2000 Ekor

Ukuran Kolam Lele 2000 Ekor
Source: Balebetenajuku.com

Sebelum kalian membangun kolam lele, kalian perlu mengetahui berapa ukuran kolam yang sesuai dengan jumlah ikan yang ingin kalian ternak apakah 1000 ekor atau 2000 ekor. Ukuran kolam lele dapat dihitung dengan rumus sederhana berikut ini:

Ukuran kolam (m2) = Jumlah ikan (ekor) / Kepadatan ikan (ekor/m2)

Kepadatan ikan adalah jumlah ikan yang dapat hidup dalam satu meter persegi kolam. Kepadatan ikan akan berbeda-beda tergantung pada jenis ikan, ukuran ikan, kualitas air, dan sistem budidaya yang digunakan. Untuk lele, kepadatan ikan yang umum digunakan adalah antara 50-100 ekor/m2. Jika kalian menggunakan sistem bioflok, kepadatan ikan dapat mencapai 300-500 ekor/m2.

Jadi, jika kalian ingin menanam 2000 ekor lele dengan kepadatan 50 ekor/m2, ukuran kolam yang kalian butuhkan adalah:

Ukuran kolam = 2000 / 50 Ukuran kolam = 40 m2

Jika kalian ingin menanam 2000 ekor lele dengan kepadatan 100 ekor/m2, ukuran kolam yang kalian butuhkan adalah:

Ukuran kolam = 2000 / 100 Ukuran kolam = 20 m2

Jika kalian ingin menanam 2000 ekor lele dengan kepadatan 300 ekor/m2 (sistem bioflok), ukuran kolam yang kalian butuhkan adalah:

Ukuran kolam = 2000 / 300 Ukuran kolam = 6,67 m2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Kolam Lele

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Kolam Lele
Source: Sangkutifarm.com

Selain menggunakan rumus di atas, kalian juga perlu mempertimbangkan beberapa faktor lain yang mempengaruhi ukuran kolam lele, yaitu:

1. Jenis dan Ukuran Ikan

Jenis dan ukuran ikan akan menentukan berapa banyak ruang dan oksigen yang dibutuhkan oleh ikan. Lele yang berukuran besar akan membutuhkan ruang dan oksigen yang lebih banyak daripada lele yang berukuran kecil.

Oleh karena itu, kalian perlu menyesuaikan ukuran kolam dengan jenis dan ukuran ikan yang ingin kalian tanam. Jika kalian ingin menanam lele yang berukuran besar, kalian perlu membuat kolam yang lebih luas dan dalam. Jika kalian ingin menanam lele yang berukuran kecil, kalian dapat membuat kolam yang lebih sempit dan dangkal.

2. Kualitas Air

Kualitas air adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam budidaya lele. Kualitas air yang baik akan mendukung kesehatan dan pertumbuhan ikan. Kualitas air yang buruk akan menyebabkan ikan stres, sakit, atau mati.

Kualitas air dipengaruhi oleh beberapa parameter, seperti suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat, dan bahan organik. Kualitas air dapat dipertahankan dengan cara mengatur debit air masuk dan keluar, melakukan aerasi, menambahkan probiotik, dan membersihkan kolam secara rutin.

Ukuran kolam lele juga berpengaruh terhadap kualitas air. Jika ukuran kolam terlalu kecil, air akan cepat tercemar oleh kotoran ikan, pakan, dan bahan organik lainnya. Jika ukuran kolam terlalu besar, air akan sulit tercampur dan teroksigenasi dengan baik.

Oleh karena itu, kalian perlu membuat kolam lele yang sesuai dengan kapasitas air yang dapat kalian sediakan dan perlakuan air yang dapat kalian lakukan.

3. Sistem Budidaya

Sistem budidaya adalah cara atau metode yang digunakan untuk membudidayakan ikan. Ada beberapa sistem budidaya yang dapat digunakan untuk lele, seperti sistem tradisional, sistem intensif, sistem semi-intensif, sistem bioflok, sistem resirkulasi, dan sistem rakit apung.

Setiap sistem budidaya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta membutuhkan peralatan dan biaya yang berbeda-beda. Sistem budidaya juga mempengaruhi ukuran kolam lele yang dapat digunakan.

Sistem tradisional

Sistem tradisional adalah sistem budidaya yang paling sederhana dan murah, tetapi juga paling rendah produktivitasnya. Sistem ini menggunakan kolam tanah yang luas dan dangkal, dengan kepadatan ikan yang rendah (10-20 ekor/m2).

Sistem ini tidak membutuhkan aerasi, probiotik, atau perlakuan air lainnya, tetapi hanya mengandalkan air alami yang mengalir. Sistem ini cocok untuk kalian yang memiliki lahan yang luas dan sumber air yang melimpah, tetapi tidak mengharapkan hasil yang besar.

Sistem intensif

Sistem intensif adalah sistem budidaya yang paling modern dan mahal, tetapi juga paling tinggi produktivitasnya. Sistem ini menggunakan kolam beton yang sempit dan dalam, dengan kepadatan ikan yang sangat tinggi (300-500 ekor/m2).

Sistem ini membutuhkan aerasi, probiotik, filter, dan perlakuan air lainnya yang canggih, serta pemberian pakan yang optimal. Sistem ini cocok untuk kalian yang memiliki lahan yang terbatas dan modal yang besar, serta mengharapkan hasil yang maksimal.

Sistem semi-intensif

Sistem semi-intensif adalah sistem budidaya yang merupakan perpaduan antara sistem tradisional dan sistem intensif. Sistem ini menggunakan kolam tanah atau beton yang sedang, dengan kepadatan ikan yang sedang (50-100 ekor/m2).

Sistem ini membutuhkan aerasi, probiotik, dan perlakuan air lainnya yang sederhana, serta pemberian pakan yang cukup. Sistem ini cocok untuk kalian yang memiliki lahan dan modal yang sedang, serta mengharapkan hasil yang seimbang.

Sistem bioflok

Sistem bioflok adalah sistem budidaya yang menggunakan bakteri dan mikroorganisme lainnya untuk mengolah limbah ikan menjadi pakan tambahan bagi ikan. Sistem ini dapat mengurangi biaya pakan dan meningkatkan kualitas air.

Sistem ini menggunakan kolam beton atau terpal yang sempit dan dalam, dengan kepadatan ikan yang tinggi (300-500 ekor/m2). Sistem ini membutuhkan aerasi, probiotik, molase, dan perlakuan air lainnya yang spesifik, serta pemberian pakan yang rendah protein.

Sistem Resirkulasi

Sistem resirkulasi adalah sistem budidaya yang menggunakan air yang beredar secara terus-menerus melalui filter dan aerasi. Sistem ini dapat menghemat penggunaan air dan menjaga kualitas air yang stabil.

Sistem ini menggunakan kolam beton atau terpal yang sempit dan dalam, dengan kepadatan ikan yang tinggi (300-500 ekor/m2). Sistem ini membutuhkan aerasi, filter, pompa, dan perlakuan air lainnya yang canggih, serta pemberian pakan yang optimal. Sistem ini cocok untuk kalian yang memiliki sumber air yang terbatas dan modal yang besar, serta mengharapkan hasil yang maksimal.

Sistem Rakit Apung

Sistem rakit apung adalah sistem budidaya yang menggunakan rakit yang terbuat dari bambu, kayu, atau plastik yang mengapung di permukaan air. Sistem ini dapat memanfaatkan sumber air yang luas, seperti sungai, danau, atau laut.

Sistem ini menggunakan kolam terpal yang digantung di bawah rakit, dengan kepadatan ikan yang sedang (50-100 ekor/m2). Sistem ini membutuhkan aerasi, probiotik, dan perlakuan air lainnya yang sederhana, serta pemberian pakan yang cukup. Sistem ini cocok untuk kalian yang memiliki sumber air yang luas dan modal yang sedang, serta mengharapkan hasil yang seimbang.

Cara Merawat Kolam Lele 2000 Ekor

Cara Merawat Kolam Lele 2000 Ekor
Source: Budidayatani

Setelah kalian menentukan ukuran kolam lele yang sesuai dengan jumlah ikan yang ingin kalian tanam, kalian perlu merawat kolam lele agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Berikut adalah beberapa tips dan trik untuk merawat kolam lele 2000 ekor:

Persiapan Kolam

Persiapan kolam adalah tahap awal yang sangat penting dalam budidaya lele. Persiapan kolam meliputi pembersihan, pengapuran, pengisian, dan pengondisian kolam seperti terpal atau kolam beton. Pembersihan kolam bertujuan untuk menghilangkan kotoran, sisa pakan, dan bahan organik lainnya yang dapat mengganggu kualitas air.

Pengapuran kolam bertujuan untuk menetralkan pH, membunuh bakteri dan jamur, serta meningkatkan kesuburan tanah. Pengisian kolam bertujuan untuk mengatur ketinggian air yang sesuai dengan ukuran dan sistem kolam. Pengondisian kolam bertujuan untuk menambahkan probiotik, molase, dan pupuk organik yang dapat meningkatkan kualitas air dan pakan alami bagi ikan.

Penebaran Benih

Penebaran benih adalah tahap selanjutnya yang perlu dilakukan setelah persiapan kolam selesai. Penebaran benih meliputi pemilihan, penimbangan, perendaman, dan penyebaran benih. Pemilihan benih bertujuan untuk memilih benih lele yang sehat, aktif, dan berkualitas.

Penimbangan benih bertujuan untuk menghitung jumlah benih yang sesuai dengan ukuran dan sistem kolam. Perendaman benih bertujuan untuk mengadaptasikan benih dengan suhu, pH, dan kualitas air kolam. Penyebaran benih bertujuan untuk menyebar benih secara merata di seluruh kolam.

Pemberian Pakan

Pemberian pakan adalah tahap yang paling sering dan rutin dilakukan dalam budidaya lele. Pemberian pakan meliputi pemilihan, penentuan, dan penyajian pakan. Pemilihan pakan bertujuan untuk memilih pakan lele yang sesuai dengan jenis, ukuran, dan kebutuhan ikan. Pakan lele dapat berupa pakan alami, pakan buatan, atau pakan campuran.

Pakan alami adalah pakan yang berasal dari lingkungan kolam, seperti plankton, cacing, atau serangga. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari bahan-bahan seperti tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, atau vitamin.

Pakan campuran adalah pakan yang merupakan perpaduan antara pakan alami dan pakan buatan. Penentuan pakan bertujuan untuk menentukan jumlah, frekuensi, dan waktu pemberian pakan yang sesuai dengan ukuran, sistem, dan tujuan kolam. Jumlah pakan dapat dihitung dengan rumus berikut:

Jumlah pakan (kg) = Jumlah ikan (ekor) x Bobot rata-rata ikan (kg) x Persentase pemberian pakan (%)

Persentase pemberian pakan adalah persentase bobot ikan yang diberikan sebagai pakan. Persentase pemberian pakan akan berbeda-beda tergantung pada ukuran ikan, sistem budidaya, dan kualitas air.

Untuk lele, persentase pemberian pakan yang umum digunakan adalah antara 3-10%. Frekuensi pemberian pakan adalah jumlah kali pemberian pakan dalam sehari. Frekuensi pemberian pakan akan berbeda-beda tergantung pada ukuran ikan, sistem budidaya, dan kualitas air.

Untuk lele, frekuensi pemberian pakan yang umum digunakan adalah antara 2-4 kali sehari. Waktu pemberian pakan adalah waktu yang tepat untuk memberikan pakan kepada ikan. Waktu pemberian pakan akan berbeda-beda tergantung pada jenis ikan, sistem budidaya, dan kualitas air.

Waktu pemberian pakan yang umum digunakan adalah pada pagi, siang, dan sore hari. Penyajian pakan bertujuan untuk menyajikan pakan kepada ikan dengan cara yang tepat. Penyajian pakan dapat dilakukan dengan cara manual, otomatis, atau semi-otomatis.

Cara manual adalah cara pemberian pakan dengan menggunakan tangan, ember, atau alat lainnya. Cara otomatis adalah cara pemberian pakan dengan menggunakan mesin atau alat yang dapat mengatur jumlah, frekuensi, dan waktu pemberian pakan secara otomatis.

Cara semi-otomatis adalah cara pemberian pakan dengan menggunakan mesin atau alat yang dapat mengatur jumlah, frekuensi, atau waktu pemberian pakan secara otomatis, tetapi masih membutuhkan pengawasan manusia.

Pemeliharaan Kolam

Pemeliharaan kolam adalah tahap yang perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga kualitas air dan kesehatan ikan. Pemeliharaan kolam meliputi pengamatan, pengukuran, penggantian, dan pembersihan kolam.

Pengamatan kolam bertujuan untuk memantau kondisi air dan ikan secara visual. Pengamatan kolam dapat dilakukan dengan cara melihat warna, bau, dan kekeruhan air, serta perilaku, warna, dan bentuk ikan.

Pengukuran kolam bertujuan untuk mengukur parameter kualitas air secara kuantitatif. Pengukuran kolam dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat seperti termometer, pH meter, DO meter, atau kit tes air. Parameter kualitas air yang perlu diukur adalah suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat, dan bahan organik. Nilai ideal untuk parameter kualitas air adalah sebagai berikut:

ParameterNilai Ideal
Suhu25-30°C
pH6,5-8,5
Oksigen terlarut> 4 mg/L
Amonia< 0,5 mg/L
Nitrit< 0,1 mg/L
Nitrat< 50 mg/L
Bahan organik< 10 mg/L

Penggantian kolam bertujuan untuk mengganti sebagian air kolam yang sudah kotor atau tidak sesuai dengan parameter kualitas air. Penggantian kolam dapat dilakukan dengan cara membuka saluran air keluar dan menambahkan air baru yang bersih dan sesuai dengan parameter kualitas air.

Jumlah air yang diganti biasanya berkisar antara 10-30% dari volume air kolam. Frekuensi penggantian air akan berbeda-beda tergantung pada ukuran, sistem, dan kualitas air kolam. Pembersihan kolam bertujuan untuk membersihkan kolam dari kotoran, sisa pakan, dan bahan organik lainnya yang menumpuk di dasar kolam. Pembersihan kolam dapat dilakukan dengan cara menyedot, menyapu, atau menyikat dasar kolam.

Pemanenan Ikan

Pemanenan ikan adalah tahap akhir yang paling ditunggu-tunggu dalam budidaya lele. Pemanenan ikan meliputi penentuan, penangkapan, penimbangan, dan penjualan ikan. Penentuan ikan bertujuan untuk menentukan ikan yang siap dipanen berdasarkan ukuran, bobot, dan kualitas ikan. Ikan yang siap dipanen biasanya memiliki ukuran antara 10-15 cm, bobot antara 100-150 gram, dan kualitas baik.

Penangkapan ikan bertujuan untuk menangkap ikan dari kolam dengan cara yang cepat, mudah, dan aman. Penangkapan ikan dapat dilakukan dengan cara menguras air kolam, menggunakan jaring, atau menggunakan alat lainnya.

Penimbangan ikan bertujuan untuk menghitung jumlah dan bobot ikan yang dipanen. Penimbangan ikan dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan manual, digital, atau otomatis. Penjualan ikan bertujuan untuk menjual ikan yang dipanen dengan harga yang menguntungkan. Penjualan ikan dapat dilakukan dengan cara langsung, melalui agen, atau melalui pasar online.

Kesimpulan

Ukuran kolam lele 2000 ekor adalah salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam budidaya lele. Ukuran kolam lele dapat dihitung dengan rumus sederhana dengan kepadatan ikan antara 50-100 ekor/m2, atau 300-500 ekor/m2.

Ukuran kolam lele juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti jenis dan ukuran ikan, kualitas air, dan sistem budidaya. Selain menentukan ukuran kolam lele, kalian juga perlu merawat kolam lele. Dengan demikian, kalian dapat memperoleh hasil yang optimal dari budidaya lele 2000 ekor.